Selasa, 17 Mei 2011

Sukses Adalah Hak Setiap Orang, Lukman dan Firman Buktinya

Surabaya - Tak sedikit yang berjaya setelah jatuh bangun dalam menjalan usaha. Tidak putus asa dan tetap optimis menjadi kunci keberhasilan bisa direbut. Dua warga asal Jawa Timur, contohnya.

Lukman Said hingga kini masih menjadi pemijat yang berkeling kota Yogyakarta dengan skuter bututnya. Anak Desa Sidogiri Pasuruan, Jawa Timur ini adalah seorang pekerja keras yang telah hidup mandiri sejak kecil.

Kegagalan hidup seakan tak mau menjauh dari kehidupannya. Berbagai usaha telah dilakukakannya, dari berdagang kerajinan kuningan, berdagang beras, meubel, sampai home industry rokok.

"Semua bangkrut dan berakhir dengan hutang. Sampai ia mengenal usaha daur ulang plastik, dari situlah saya bisa bertahan hidup pas-pasan bersama istri dan putranya," terang Lukman saat ditemui di sebuah hotel di Surabaya, Selasa (19/4/2011).

Di tengah kegagalannya, seorang teman yang bekerja menjadi buruh sebuah pabrik plastik tempat Lukman mengambil plastik bekas memperkenalkan bisnis MLM (multi level marketing) berbasis syariah, K-LINK.

Ia pun lantas mencoba. Dalam waktu 4 tahun ia berhasil mencapai posisi Crown Ambasador, sebuah pencapaian yang dimimpikan oleh setiap orang yang menggeluti bisnis MLM.

"Alhamdulillah," katanya singkat.

Maklum untuk posisi tersebut seorang member berhak mendapat imbalan minimal Rp 50 juta per bulan. Tentu saja di luar berbagai bonus menarik. Uang sebesar itu, setara dengan gaji seorang CEO BUMN di Indonesia.

Kisah sukses 'orang kecil' yang berhasil merintis jalan sukses juga terjadi pada Firman Santoso. Pria kelahiran Jember ini pernah menjalani hidup sulit, berpindah-pindah kota, berganti pekerjaan hanya untuk menyambung hidup.

Saat merantau ke Yogyakarta, seluruh modalnya ludes dirampok. Ia menggelandang di terminal. Namun satu hal, kesulitan hidup tak membuat moralnya rusak. Untuk sekadar menyambung hidup ia bekerja menjadi tukang pijat keliling, hingga akhirnya ia memijat Rivai Djatmiko, seorang leade member K-Link di Yogya.

Saat itu terjadi peristiwa lucu. Ketika Rivai menawarkan bergabung di MLM ia langsung menolak, karena ia banyak mendengar MLM sarat penipuan. Tapi ketika Rivai menyebut multi level marketing, sekita itu juga ia setuju karena istilah itu terdengar 'keren' di telinganya.

Dengan semangat ingin mengubah nasib dan keyakinan bahwa bisnisnya halal dan produknya juga bermanfaat bagi sesama, dalam waktu 3 tahun hidupnya berubah total. Dendamnya pada kemiskinan masa lalu, tak bisa membayar biaya persalinan isteri hingga isteri dan bayinya ditahan di klinik bersalin selama lima hari, terbayar lunas.

Jika dulu Firman sibuk memutar otak agar uangnya bisa digunakan untuk makan 3 kali sehari. Kini uang yang diperolehnya bisa dimanage untuk massa depan. Kini firman bukan hanya mengatur mudik secara teratur, namun juga bisa mengarrage jadual wisata ke luar negeri setiap tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar